
Hal ini tentunya berbeda dengan Jamaah Tarekat Naqsabandiyah, Padang Sumatera Barat, yang akan merayakan hari raya Idul Fitri tahun ini, pada Minggu (27/7/2014).
KH.R. Syaiful Jakfar mewakili Hadrotus Syekh KH Ahmad Jakfar bin Abdul Wahid Guru Mursyid Thoriqoh Naqsyabandiyah Mudzhariyah,
Gersempal sekaligus pengasuh PP Darul Ulum II Al-Wahidiyah menerangkan, setiap tahun ratusan ribu jamaah Naqsyabandiyah Mudzhariyah Gersempal untuk menetapkan hari Idul Fitri tetap menunggu keputusan para Ulama dan Pemerintah.
"Andai kata ada dari jamaah kita melihat tanda-tanda awal 1 syawal, kita tidak akan mengambil keputusan, tapi di musyawarahkan. Karena kita ini masih dibawah naungan Nahdlatul Ulama dan Pemerintah, jadi keputusan itu yang kita ambil," ucap KH.R. Syaiful Jakfar, Sabtu (26/7/2014).
Dijelaskannya, Thoriqoh Naqsyabandiyah sebenarnya bukan aliran melainkan sebuah nama bagi orang-orang yang berjalan mencari ridho Allah SWT dengan berdzikir yang bertujuan untuk lebih mendekatkan diri dengan sang pencipta, sehingga tidak untuk menentukan awal puasa maupun lebaran.
Jika ada salah satu jamaah Naqsyabandiyah memutuskan sepihak tentang awal puasa dan lebaran itu hak mereka, dan menjadi tanggung jawab perorangan disisi Allah SWT.
"Toriqoh Naqsyabandiyah Mudzahariyah Gersempal Sampang ini lain, bukan suatu aliran melainkan nama bagi orang-orang yang berjalan mencari ridho Allah SWT dengan terfokus berdzikir," jelasnya.
KH.R. Syaiful Jakfar juga menghimbau, agar ratusan ribu jamaah Thoriqoh Naqsyabandiyah Mudzhariyah yang tersebar disejumlah wilayah ini, untuk lebih bersabar menunggu putusan dari para Ulama dan Pemerintah Pusat terkait penetapan awal bulan puasa. (Supri/Yus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar