SEKRETARIAT : PP Darul Ulum II Alwahidiyah Sarganding Gersempal Sampang, Telp 081937244767

Jumat, 22 Agustus 2014

Tausiyah oleh SAYYIDI AHMAD JA'FAR bin ABDUL WAHID KHUDZAIFAH ra. mengenai "malam Lalilatul Qodar".


sumber : http://www.youtube.com/watch?v=LmLSCOkoqiA
 (terjemahan dari bahasa madura ke bahasa Indonesia; mohon maaf bila ada kekeliruan dalam penerjamahan maupun dalam penulisan/pengetikan)
Assalamu’alaikum wr.wb.

Para alim ulama, para asatid, tokoh masyarakat dan keseluruhan ikhwan akhowat yang saya muliakan. Pertama, mari kita bersyukur kepada Allah swt, dimana kita semua oleh Allah swt masih diberi kesehatan, diberi hidayah, diberi pertolongan sehingga kita semua di malam ini bisa bertemu, bisa berkumpul. Mungkin ini pertama kali di bulan ramadhan, ditempat ini dalam keadaan sehat wal’afiyah. Semoga bertemunya kita semua dapat ridho’ dari Allah swt , dapat syafa’atnya Rasulullah saw, dapat barokhnya guru-guru sehingga kita semua jadi orang yang selamat di dunia dan akhirat. Amin allahumma amin.
Para ikhwan akhawat serta para mustami’in dan mustami’at rahimakumullah. Secara singkat, karena sudah di awali pembacaan shalawat tawassuliyah serta di lanjuti pembacaan istigatsah semoga kita semua di terima oleh Allah swt,  semoga kita semua di catat dengan amal yang baik, amal yang bisa diharapkan di kemudian hari setelah kita semua kembali kepada Allah swt. Amin allahumma amin.


Para jama’ah ikhwan akhawat, pertama kali saya ucapkan rasa syukur kepada Allah swt malam ini. Di bulan puasa ini, Allah telah menakdirkan saya untuk mengadakan kegiatan seperti ini (dzikir dan teraweh bersama) semoga kegiatan ini berjalan terus. Terus berjalan sampai bulan puasa depan dan bulan puasa yang akan datang lagi dan sampai ila yaumil qiyamah. Amin allahumma amin. Semoga di lanjutkan oleh anak keturunan saya dan insya’allah, ikwan akhawat kegiatan seperti ini terus ada tiap-tiap bulan puasa, mengenai tanggal dan waktunya; insya’allah kalau sudah mendekati pada waktunya. Semoga Allah memberikan kesehatan pada kita semua sampai pada bulan puasa yang akan datang. Lebih2 di malam ini, malam 27 ramadhan.  
Ada juga di tempat lain kegiatannya (dibaca; menyambut malam lailatul qodar) pada  malam 28 ramadhan. Dalam kegiatan (dibaca; menyambut malam lailatul qodar) pada intinya adalah sama, terpenting; semoga kita semua mendapatkan malam lailatul qodar dan semoga dicatatkan dimalam lailatul qodar ole Allah swt, dengan catatan bebas dari api neraka. Kita semua, keturunan kita semua, sahabat-sahabat kita semua. Amin allahumma amin.

Ikhwan akhawat sebelum khatmil khujagan dimulai; saya perlu menyampaikan kepada para jamaah, insya’allah sebentar lagi kita akan menghadapi ‘id (idzul fitri) yang sebentar lagi insya’allah, semoga tidak ada penundaan; ‘hari senen’ yang akan datang insya’allah. Namun tentang masalah ‘id (idzul fitri), marilah kita menunggu pengumuman yang resmi dari pemerintah biar kita bersama-sama. Walaupun di daerah / tempat lain ada yang lebih dulu merayakannya, kita jangan sampai terpengaruh. 

Terutama, kita menunggu pengumuman dari pemerintah, dan yang kedua menunggu pengumuman dari Nahdlatul ‘ulama. Inilah yang jadi pegangan kita semua, saya beserta guru kita semua murobbi mu’allimi al-arif billah sayyidina Abdul Wahid Khudzaifah, inil acuan kita ‘RUKYATUL HILAL’. Jadi alangkah baiknya; di dalam bulan puasa, awal ramadhan – akhir ramadhan memakai ‘Rukyatul Hilal’ (dibaca; melihat bulan dengan cara/syarat yang telah ditentukan) yang sudah dilakukan oleh team secara resmi baik dari pemerintah atau organisasi-organisasi yang lain seperti ‘Nahdlatul ‘Ulama. Tapi  insya’allah, hari raya yang akan datang adalah hari senen, insya’allah. Semoga kita bisa bersama - sama dan bisa merasakan kebahagian bersama dalam suasan ‘aidzul fitri. Amin allahumma amin.

Selanjutnya juga dari saya; ikhwan-akhawat nanti pada malam jum’at seperti biasanya (malam jum’at wage), malam jum’at wage (acara rutinitas di pondok) insya’allah di awali pada malam jum’at wage di bulan Syawal. Jadi kepada ihkwan-akhwat yang mempunyai kesempatan hadir ke tempat ini, mari kita berkumpul kembali, bersama-sama Tawajjuh menghadap kepada Allah swt,  lewat jalan tarekat Naqsyabandiyah.
Demikian juga andaikata ada yang belum masuk (belum dibaiat) tidak ada apa-apa, ikut baca (berdzikir) tidak apa-apa atau ikut berkumpul bersama-sama orang yang soleh, ini bagus. Oleh karena itu kalau ingin tahu baiknya seseorang; lihatlah sahabat-sahabatnya. Sabda Rasulullah saw; “ lihatlah sahabatnya, berkumpul dengan siapa? Kalau orang tersebut sering berkumpul sama orang-2 yang selalu melakukan kebaikan, orang-orang ahli dzikir. Insya’allah orang tersebut adalah orang yang baik ”.
Berkumpul, mengikuti bacaan bacan; sebab karena kita hidup di dunia sekali dan bukan dua kali. Bila sudah mati, meninggalkan dunia; tidak ada lagi kesempatan untuk mencari akhirat. Tidak akan ada lagi kesempatan. Ketika kita sama Allah swt diberi hidup, diberi kesehatan selain mencari penghidupan di dunia maka jangan lupa, imbangi dengan ibadah kepada Allah swt. Dengan artian adalah ibadah yang luas, ibadah yang luas, imbangi. Mencari penghidupan, seperti bertani, berdagang dan lain-lain yang dihalalkan oleh Allah swt ini adalah keharusan karena kita hidup di dunia.  Butuh dunia, untuk sebuah kehidupan tapi ingat; hidup didunia tidak lama, sebentar dan hanya sekali. Setelah itu kita akan kembali kepada Allah swt. Kembali kepada Allah swt, di panggil oleh Allah swt.

Di sinilah yang terpenting; hidup di akhirat, hidup yang selamanya. Tidak akan mati lagi di akhirat dan inilah yang harus diperjuangkan. Beda dengan kita semua, ketika kehilangan harta didunia apalagi banyak walau sedikit dicari kemana-mana tapi ketika kehilangan akhirat, subhanallah! Sepertinya tidak merasa kehilangan. Kehilangan ibadah ke Allah swt; kehilangan sholat seumpamanya, kehilangan  dzikir ke Allah swt merasa tidak kehilangan padahal ini yang penting. Inilah condongnya orang sekarang apalagi saya.  Semoga kita semua oleh Allah swt diberikan hati yang Qolbin salim, hati yang selamat. 

Ikhwan-akhwat; marilah, sebelum pembacaan khatmil khujagan. Mari kita awali dengan pembacaan sholawat tawassuliyah, shalawat tawassuliyah disini salah satu sholawat yang di pakai oleh murobbi mu’allimi al-arif billah sayyidina Abdul Wahid Khudzaifah. Marilah kita bersama-sama membaca sholawat tawassuliyah, mudah-mudahan malam ini tepat malam lailatul qodar dan mudah-mudahan menemukan malam lailatul qodar, insya’allah. Sebagaimana malam lailatur qodar tersebut seperti pada pembahasan tadi oleh anak saya (KHR. Syaiful Ja’far); KHAIRUM MIN ALFI SHAHRIN lebih bagus dari seribu bulan, seribu bulan ini menurut hitungan qomariyah kurang lebih 83 tahun, kalau tidak salah lebih 4 bulan. Jadi ibadah di satu malam (ibadah apa aja), ini lebih bagus dari seribu bulan. Padahal terkadang umur kita tidak sampai 83 tahun, 60 tahun tidak sampai 70 tahun saja sudah dipanggil ole Allah swt. Marilah kita sempatkan, mudah-mudahan malam ini malam lailatul qodar, dimana  malam yang tidak ada satupun yang tahu kecuali orang yang diberi tahu oleh Allah swt. 

Oleh karena itu yang jelas, di bulan puasa mulai dari tanggal 1 sampai 30 kalau puasanya 30 hari atau 29 kalau puasanya 29 hari; ada, satu malam, malam lailatul qodar. Pesan Rasulullah saw, pesannya disuruh antisipapasi terhadap datangnya malam lailatul qodar di malam 10 akhir pada tanggal ganjilnya (21, 23, 25, 27, 29) tapi karena tidak ada kesamaan di dunia (dalam penentuan hilal). Beda waktunya di jamannya Rasulullah saw satu daerah dan satu arahan sehingga dalam penentuan hilal bisa sama. 

Tapi, sekarang; dengan perkembangan zaman, Islam sudah menyebar keseluruh dunia. Terkadang dibelahan lain tanggal 1 (puasa), disini terkadang masih belum puasa. Jadi dibelahan lain tanggal 2 disini tanggal 1. Terkadang juga dibelahan lain ganjil disini genap atau sebaliknya sehingga dalam penentuan hilalnya bisa tidak bersamaan. Hal ini bisa terjadi, makanya ketika mencari malam lailatul qodar itu harus siap setiap malam. Bukan hanya dimalam ganjil saja, karena apa? Seperti apa yang telah disebutkan tadi. Misalnya di mekkah. Alhamdulillah, kalau di Mekkah sekarang penentuan hilalnya dengan di Indonesia adalah sama.  Namun di  Yaman, adalah tidak sama. Kalau disana (Yaman) genap atau ganjil disini (Indonesia) atau sebaliknya sehingga penentuannya pun tidak sama. Untuk mencari lailatul qodar, yang jelas Rasulullah saw bersabda bila sudah sampai 10 akhir bulan puasa, ibadahnya kepada Allah swt semakin ditingkatkan untuk mengantisipasi datangnya malam lailatul qodar.
Semoga kita semua oleh Allah swt dapat menemukan (lailatul qodar) atau seandainya kita tidak dapat menemukan (lailatul qodar) tapi setidak-tidany bisa berkumpul bersama orang yang mendapatkannya. Amin allahuma amin.

Sekiranya cukup, mari kita awali dengan pembacaan al-fatihah, bacaan shalawat tawassuliyah, dimana al-fatehah tersebut dikhususkan kepada Rasulullah saw,
Semoga kita semua yang hadir hari ini oleh Allah swt dijadikan orang yang selamat didunia sampai di akhirat. Begitu juga kita semua, bersama keluarga kita semua, ikhwan-akhawat yang hadir saat ini oleh Allah swt diberikan keselamatan di dunia sampai ke akhirat; yang sakit semoga diberi kesembuhan, yang sulit semoga diberi kemudahan, yang susah semoga diberi bahagia, yang tidak mampu semoga dimampukan,  hal ini juga, semoga Allah swt mencatatkan kepada kita semua; bebas dari api neraka.
biberokatilfatihah
Mari kit baca shalawat tawassuliyah bersama-sama….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar