SEKRETARIAT : PP Darul Ulum II Alwahidiyah Sarganding Gersempal Sampang, Telp 081937244767

Sabtu, 27 September 2014

SITQON SURABAYA 24/09 2012 : Pengajian kitab Tawassuliyah oleh KHR. Syaiful Ja'far ra.



Mauidoh Hasanah yg di sampaikan oleh KHR.SYAIFUL JA’FAR ra. Menjelaskan  tentang dzikir yang di anjurkan beserta larangan-larangannya di dalam melaksanakan perintah atau mengikuti nasehat-nasehat gurunya. Apabila murid tersebut mengikuti apa yang diperintahkan oleh Gurunya selama tidak menyimpang dari apa yang diperintahkan oleh Allah SWT, maka sampailah tujuan untuk mencari keridlo’an Allah SWT.
Didalam kehidupan, lanjut penjelasan dari KHR. Syaiful Ja’far; bahwasannya kita hidup, bekerja, mencari rejeki, mencari nafkah untuk keluarga adalah hanyalah untuk mencari keridlo’an Allah SWT karena sudah diperintah oleh Allah SWT.
Menyenangkan orang tua, berbakti kepada orang tua, menyenangkan Guru, menyenangkan orang banyak, juga melarang untuk saling bermusuhan ini karena perintah Allah SWT. Bukan diperintah oleh manusia tapi diperintah Allah SWT. Kesimpulannya, bahwa kita harus saling menghormati pada sesamanya.
Jadi janganlah kalian menghina atau mengusir orang yang bedzikir kepada Tuhannya. Karena dzikir itu banyak macamnya bukan hanya dzikir di Musholla saja. Waktunya bekerja, mencari penghasilan yang halal dan berbuat kebaikan. Ini semua adalah bagian dari dzikir karena sudah diperintahkan oleh Allah SWT.
Barang siapa orang yang mencari keridlo’an Allah SWT ini insya’allah akan diberi kemudahan oleh Allah SWT, lanjut penjelasan dari KHR. Syaiful Ja’far. Dimana telah disebutkan di dalam sebuah hadist, bahwa apabila Allah SWT menghendaki dari kalian untuk melakukan sebuah kebaikan maka Allah SWT akan memberi kemudahan dalam melakukan sebuah kebaikan. 

Selanjutnya dalam penjelasan kitab tawassuliyah karangan Kyai Abdul Wahid Khudzaifah yang disampaikan oleh KHR. SYaiful Ja’far ra. Bahwasannya semoga kita selalu mendapatkan taufiq dan hidayah, diberi kemudahan oleh Allah SWT untuk melakukan sebuah kebajikan sampai mati. Karena yang diharapkan kita adalah tiada lain hanyalah keridlo’an dari Allah SWT.
Andaikata kita mendapatkan keridlo’an Allah SWT maka sempurnalah kita. Artinya ketika kita mencari keridlo’an Allah SWT dan mendapatkan keridlo’an Allah SWT maka semoga kehidupan kita jadi sempurna, lanjut penjelasan dari KHR. Syiful Ja’far ra. Dan juga semoga waktu kita/hari-hari kita selalu di isi untuk menjalani perintahnya Allah SWT.
Tentang waktu, lanjut pemaparan dari KHR. Syaiful Ja’far ra. Bahwasannya pengertian waktu ini ada secara lughatan dan secara istilahan. Penjelasan  waktu secara lughatan adalah waktu untuk pembagian-pembagian  kerja, misalnya : jam 7 untuk kerja dan siang hari (dzuhur) waktunya istirahat setelah itu kerja lagi. Dan penjelasan waktu secara istilah, waktu bagi orang shufi atau orang ahli ibadah adalah waktu untuk melakukan suatu perkara-perkara mengerjakan sesuatu yang penting atau yang lebih utama untuk dirinya. Waktu pengertian bagi orang shufi adalah sangat penting dan biasanya lebih cenderung untuk memikirkan saat ini, tidak memikirkan hari kemarin ataupun hari esok. Ketika ada perintah dari Allah SWT misalnya kerja atau ibadah saat ini, langsung dilaksanakan jadi tidak ada penundaan ketika ada perintah dari Allah SWT dan juga tidak  memikirkan waktu yang kemarin ataupun waktu yang akan datang.
Orang berthariqah ataupun orang shufi, lanjut penjelasan KHR. Syaiful Ja’far ra. Waktu, ini ada tata kramanya, sebelum memasuki penjelasan tata-krama, waktu ini terbagi dua yaitu ada waktu yang baik dan ada waktu yang tidak baik. Yang dituntut didalam soal waktu ini adalah waktunya sholat ya sholat, waktunya kerja ya kerja, maka orang  yang melaksanakan ini  di namakan orang yang berbakti kepada Allah SWT. Ketika orang tersebut tidak menyia-nyiakan waktu untuk berbuat kebaikan maka orang tersebut dijuluki ‘ibnu yaumihi’ karena orang tersebut tidak memberatkan ke ‘waktunya’(pekerjaan ibadah karena Allah SWT).
Di dalam ‘waktu’ lanjut penjelasan KHR.Syaiful Ja’far ra. Ini ada peraturannya dan ada tata-kramanya. Barang siapa yang tidak mengikuti aturan yang ada (yang ditentukan oleh Allah SWT) maka Allah SWT murka. Misalnya, contoh Salah satu tata-kramanya waktu ketika kita dalam mencari rejeki, siang sampai malam hanya mendapatkan sedikit. Maka tata-kramanya kita adalah ‘arridlo’. Ketika kita mendapatkan rejeki sedikit maka kita pasrah karena ini sudah bagian dari Allah. SWT.
Ketika kita mendapatkan nikmat yang banyak maka tata-kramanya kita adalah harus bersyukur. Dan ketika kita dalam keta’atan waktu maka ketika waktu panggilan adzan, maka ini merupakan pemberian atau kesempatan kita untuk melakukan ibadah kepada Allah SWT. Demikian juga, disaat kita melakukan kemaksiatan saat ini maka tata-kramanya di waktu itu juga kita harus melakukan taubat.
Seperti perkataan para ulama, lanjut penjelasan KHR.Syaiful Ja’afr ra; barang siapa orang yang tidak menyia-nyiakan waktu (dalam perbuatan baik/ibadah) maka orang tersebut selamat. Begitu juga sebaliknya, barang siapa orang menyia-nyiakan waktunya maka orang tersebut celaka.
Semoga kita semua termasuk orang-orang yang tidak menyia-nyiakan waktu, yang selalu menggunakan waktu kita untuk hal kebaikan, ibadah, baik berupa mencari penghasilan yang halal karena ini juga merupakan ibadah kepada Allah SWT.
Demikianlah pemaparan ataupun penjelasan Mauidoh Hasanah Kitab Tawassuliyah yang di sampaikan oleh KHR. Syaiful Ja’far ra.
(penulis)
sumber :
pengajian rutinitas bulanan, kitab tawassuliyah yang disampaikan oleh
hadrotus syaikh R.KH.SYAIFULLAH JA'FAR 
yang dilaksanakan pada
Hari : rabu mlam kamis
Tgl : 24 sept 2014
Tempat : kediaman beliau dengan alamat
              bulak banteng wetan gang 12/45 surabaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar