SEKRETARIAT : PP Darul Ulum II Alwahidiyah Sarganding Gersempal Sampang, Telp 081937244767

Selasa, 02 September 2014

~ karomatil_auliya'. Al-maghfurulah syaichanal-fadhil al-arif billah syekh ABD. WAHID KHUDZAIFAH RA dan Sayyidina Ja'far bin Abd.Wahid Gersempal <¤>

<¤> karomah sayyidina ja'far bin abd.wahid gersempal <¤>
( sumber : Ahmad Ridwanullah Al-Kurdi )


cerita ini saya peroleh dari Kyai Siddiq Talangoh Sumenep, di waktu saya dan rekan fillah saya (Hamid Roqib) bersilaturrahmi ke rumahnya Kyai Siddiq.

Di pinggiran kota sumenep ada sebuah pulau kecil (anak pulau madura) di situlah tinggal kyai yang sangat cinta pada gurunya, namanya kia Siddiq. Kyai Siddiq adalah kepala khowajakan / imam khususi dari thoriqoh naqsyabandiyah mudzhariya gersempal.. Beliau sangat cinta kdp gurunya (kiai Ja'far gersempal) sehingga tak heran jika jama'ahnya juga mempunyai mahabbah yang tinggi kepada gurunya.
Pada suatu hari salah satu jama'ah kyai Siddiq berpamitan kepada kyai Siddiq untuk pergi merantau ke luar mencari ma'isyah (penghidupn) karena pekerjaannya sebagai nelayan tidak mencukupi kebutuhan keluarganya, nelayan itu adalah salah satu jama'ah kyai Siddiq yang kecintaannya tinggi kepada sang guru (kyai Ja'far) sampai-sampai kemanapun dia pergi foto sang guru tak prnh tertinggal selalu ada di sakunya.

Nelayan : kiai saya mohon idzin untuk pergi merantau, karena penghasilan saya tidak mampu mncukupi kebutuhan keluarga saya.

Kyai Siddiq : apakah tidak ada jalan lain selain merantau? Jawab kyai Siddiq meyakinkn.

Nelayan : tidak ada kiai, saya sudah pikirkn.

Kyai Siddiq ya sudah kalau memang gak ada jalan lain prgilah sampean merantau dengan niat ibadah kepada Allah, tapi ingt pesan saya jangan kamu nomer satukan pekerjaan mu jangan kamu sampai lalai terhadap ibadahmu lebih-lebih sholat lima waktu, dan lakukanlah dzikir yang di ajarkan guru kita dan ber-robitoh lah kepada guru kita di setiap waktumu, jangan kamu mengosongkn robitoh..! Begitulah kyai Siddin berpesan kepada nelayan itu.

Nelayan : insyaallah kiai, saya akan selalu ingat pesan dari kyai.Ucap nelayan itu, lalu melanjutkn kata-katanya, sebelum saya pamit saya mohon do'a barokahnya kyai. Permintaan nelayan itu yang kemudian di lanjutkan oleh do'a dari kyai Siddiq. Maka berangkatlah nelayan itu dengan seribu harapan di hatinya...Singkat cerita, setelah beberapa bulan dari kepergian nelayan itu terjadilah keresahn di hati masyarakt disitu karena setiap malam banyak masyarakat yang kecurian harta bendanya, setiap malam maling berkeliyaran dimana-dimana..Ulah maling itu semakin jadi hingga masyarakat sekitar melakukan ronda tiap malam.
Hingga pada suatu malam masyarakat yang melakukan ronda tiba-tiba melihat seorang laki-laki yang tak jelas wajahnya menyandang tas dan barang-barang di punggungnnya berjalan di remang2 malam di jalan aspal..

Seklompok peronda itu berbisik pada teman-temannya itu pasti maling yang selama ini meresahkan masyarakt tanpa pikir panjang seklompok peronda itu langsung mengepung laki-laki itu lalu di ikuti oleh kelompok-kelompok ronda lainnya sehingga orang sekampung berkumpul di tempat itu..

Laki-laki yang masih belum jels wajahnya itu sekarang ada di tengah2 kerumunan orang banyak, dan amuk masa sudah tak bisa di bendung lagi, pukuln demi pukulan di lontarkan oleh masa kepada laki-laki itu sehingga laki-laki itu tak sempat mengeluarkan sepatah katapun, entah sudah berapa ribu pukulan yang sudah melayang ke wajah dan sekujur tubuhnya, hingga pada ahirnya amarah masa tak bisa di bendung lagi, lalu di tuangkanlah beberapa liter bensin ke tubuh laki-laki yang sudah tak berdaya itu, lalu di nyalakan korek api milik salah satu dari mereka dan di dekat kan ke badan laki-laki yang sudah terlihat pasrah itu, tanpa di duga oleh masa ternyata laki-laki itu lenyap dari hadapan mereka laki-laki itu hilang seketika tanpa ada jejak, terkejutlah semua masa yang ada di situ dan mereka saling menyalahkan satu sama lain.

Kegegeran itu bertambah luas di pagi harinya, kejadian tadi malam menjadi pembicaraan orang-orang di setiap rumah-rumah, hingga sampailah berita itu di telinga Kyai Siddiq. Matahari sudah mulai tinggi, dan di tengah-tengah renungan Kyai Siddiq terdengarlah suara salam dari seorang tamu..

Assalamu'alaikum...

Wa 'alaikumussalam... Jawab kyai Siddiq.Terlihatlah wajah yang tak asing lagi bagi kyai Siddiq, wajah itu adalah wajah seorang nelayan yang dulu berpamitan kepada kyai Siddiq untuk merantau.

Nelayan : apa kabar kyai?Sapa nelayan itu.

Kyai Siddiq : alhamdulillah... Loh ternyata kamu ya, kapan datang? Jawab kyai Siddiq yang di lanjutkan dengan pertanyaannya.

Nelayan : tadi malam kyai.. Saya sekarang ada di hadapan kyai karena pertolongan al-mukarrom guru kita kyai Ja'far.Jawab nelayan itu yang penuh tanda tanya di hati kyai Siddiq.
Kyai sSiddiq : maksud kamu? Jawab nya penasaran.
 Nelayan : jadi gini kiai ceritanya. Tadi malam saya sampai ke pelabuhan sekitar jam 12 malam ke atas (red: pelabuhan deket astah sayyid Yusuf talangoh) sampai di sana saya tidak menemukan angkutan (taksi) yang bisa mengantarkan saya karena berhubung sudah larut malam, karena saya tak mau bermalam di sana terpaksa saya berjalan kaki menyusuri jalan aspal ketimur, lalu di tengah perjalanan saya di kepung massa, sampai sekarang saya tidak mengerti apa kesalahan saya itu.

Tiba2 massa itu langsung menyerang saya tanpa alasan yang jelas sehingga saya tak sempat berkata apa-apa apa lagi melawan, sampai akhirnya saya di tuangi bensin dan mau di bakar, saat itu saya sudah pasrah karena saya tidak di beri kesempatan untuk bicara apa lagi melawan.. Beruntung sekali di saat-saat kerek api mendekati tubuh saya datanglah kiyai Ja'far yang langsung menarik leher baju saya, dan setelah saya sadar tiba-tiba saya sudah ada di atas langgar saya, begitulah ceritanya kyai, saya di tolong kia Ja'far...Nelayan itu cerita panjang lebar.

Begitulh cerita kyai Siddiq kepada kita berdua, dan kyai Siddiq berpesan pada kita berdua untuk senantiasa kita ber-robitoh kepada guru mursyid kita selama belum tamkin...

Semoga bermanfaat
----------------------------------------------------------------------------------------------------------

~ karomatil_auliya'. Al-maghfurulah syaichanal-fadhil al-arif billah
syekh ABD. WAHID KHUDZAIFAH RA ~
(sumber berita : Tajuddinudin Udin)

www.karomatil_auliya'.com suatu ketika Al-maghfurulah syaichanal-fadhil al-arif billah syekh.Abd.Wahid khudzaifah ra di undang ke pulau sepudi sesampainya di pelabuhan dongkek gelombang ngamuk sampai ke jalan raya semua perahu tidak berani berlayar syah bandar juga melarang, 5 orang penjemput beliau waktu itu termasuk Kyai Syahid juga ketakutan dan menghadap syaikhana supaya di gagalkan ke sepudi. subhanallah...

Syaikhana diam beberapa saat sambil sedikit senyum beliau manggil  Kyai Syahid (bapak saya) sambil dawuh Kya syahid "quleh montutaki gelas kosong" (Kyai Syahid tolong ambil gelas kosong) kemudian syaikhana menyuruh ust.Zaini sopir pribadi beliau untuk mengambil air laut setelah itu syaikhana menyuruh Kyai Syahid mengembalikan air itu ke laut. Subhanallah wal-hamdulillah beberapa menit kemudian air laut tenang seketika tenang dan sangat tenang syah bandar sangat takjub dan tidak percaya dengan kejadian itu.

saya jadi ingat firman Allah swt "innal ardha nuritsuha ibadiyasshalihien sesungguhnya bumi dan semua isinya aku wariskan kepada semua hamba-hambaku yang shaleh". Jadi tidak heran kalau air laut tunduk dan patuh kepada orang-orang shaleh. saksinya 4 orang penjemput beliau waktu itu sekarana masih sehat wal-afiyah semoga bermanfaat...amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar