Tausiyah KH. Ahmad Ja'far abd. Wahid QS di Haul Thariqat Naqsyabandi Gersempal di Lumajang(10/11/20
(terjemahan
dari bahasa madura ke bahasa Indonesia; mohon maaf bila ada kekeliruan
dalam penerjamahan maupun dalam penulisan/pengetikan)
Hadir untuk
memperingati Haul para guru – guru Thariqat Naqsyabandiyah, insya’allah di
malam ini; para guru-guru (para Masyayikh) Thariqat Naqsyabandiyah sangat
bahagia. Seperti apa yang telah di dawuhkannya : “ Mengagungkan guru, Memulyakan
guru, Ingat pada guru, ini ibadah yang
tinggi untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Ikwan –
Akhawat yang saya muliakan, Thariqat Naqasyabandiyah yang kita kuti ini adalah
salah satu Thariqat yang silsilahnya menyambung kepada Rasulullah SAW. yang
bersambung secara rohani. Sebab banyak thariqat yang bersambung kepada
Rasulullah SAW, termasuk thariqat Mutabarrak di antaranya adalah thariqat
Naqsyabandiyah, Qodariyah, Justiyah, Sadiliyah dan masih banyak lagi
diantaranya.
Semuanya ini menyambung kepada
Rasulullah SAW, adapun silsilahnya yang menyambung dengan Rasulullah SAW pastilah sesuai dengan syariat dan akan Lebih giat
menjalankan syariatnya terutama sholat lima waktu.
Pesan-pesan dari guru-guru
(masyayikh) dari atas sampai kebawah sampai ke kita, bahwasannya “ tetaplah
pada pendirian kalian semua, berpegang teguhlah kalian semua kepada sunnah
Rasulullah SAW, kepada perjalanannya Rasulullah SAW serta kepada Kitab dan
Al-Qur’an “, selama berpegangan kepada kedua dasar (al-qur’an dan al-hadist)
tersebut, tidak mungkin tersesat.
Adapun yang lebih banyak tersesat
adalah orang yang mengaku islam tapi tidak berpegang teguh pada kedua dasar
tersebut yang tidak berpedoman sunnaturrasul dan al-qur’an.
Islam oleh Allah SWT dititipkan
pada kita semua umat islam, artinya yang diperintahkan dan yang menjalankan
agama islam adalah oang islam yang AKLI BALIGH. Selain orang islam tidak ada
perintah atau kewajiban untuk mengerjakannya.
Jadi yang wajib menjaga,
melaksanakan dan memelihara ISLAM adalah kita semua Umat Islam. Oleh karena
itu, tujuan Thariqat untuk apa? Untuk memberi semangat, mendorong kita untuk
melaksanakan perintah Allah SWT, itu tujuan pokoknya; karena tugas dari pada
Thariqat ini adalah untuk membersihkan HATI.
Dimana yang memberi semangat, yang
memberi dorongan adalah Hati, sebab bila hati bersemangat maka akan
memerintahkan keseluruh anggota badan untuk mengerjakan (melaksanakan perintah
Allah SWT). Hati yang bersemangat adalah Hati yang bersih; cara membersihkannya
adalah DZIKRULLAH (berdzikir kepada Allah SWT).
Hati ini kotor bila dibiarkan dan
tidak dibersihkan, untuk membersihkan Hati ini adalah dengan Dzikir. Tidak
cukup sekali dalam sehari minimal sehari semalam tiga kali; paling sedikit dua
kali, pagi dan malam misalnya. Pagi ketika mau berangkat kerja dan malamnya
setelah datang dari bekerja. Agar supaya Hati ini tidak memerintah ke anggota
badan untuk berbuat yang tidak diridhoi oleh Allah SWT.
Ikhwan
akhwat yang saya muliakan, dzikir thariqat naqsyabandiyah yang kita ikuti ada
dua.
Pertama Dzikir Ismu Dzat, yaitu
dzikir dengan menyebut lafald Allah, Allah, Allah dengan Hati. Jadi dzikir
dengan pakai Hati mulai dari : Latifatul
Qolbi, Latifatul ruh, Latifatul Sirri, latifatul Khafi, Latifatul Akhfa,
Latifatul Nafsi dan Latifatul Qolab. jadi tujuh latifah ini mengisi dengan
Ismu Dzat yaitu berdzikir lafald Allah, Allah, Allah dengan hati.
Ikhwan
akhawat yang saya muliakan, tujuan dari pada Dzikir ini adalah untuk
membersihkan Hati. Sesungguhnnya berdzikir kepada Allah SWT itu banyak; seperti
baca Al-Qur’an, ini juga untuk mengobati Hati dan membersihkan Hati; tujuan
tiada lain adalah supaya bersemangat melakukan ibadah kepada Allah SWT tanpa
ada paksaan.
Karena dengan demikian yang
banyak terjadi termasuk saya al-faqir; untuk beribadah kepada Allah SWT
membutuhkan pemaksaan, karena apa? Karena Hidayah belum masuk, karena belum
menyatu dengan hati.
Tanda-tandanya Hidayah belum
masuk adalah saat beribadah kepada Allah SWT membutuhkan pemaksaan diri. Bukan
suatu persoalan yang mendasar tentang Pemaksaan karena itu NAFSU.
Nafsu ketika di ajak beribadah
kepada Allah SWT tidak pernah “mau”, jadi memang benar-benar harus dipaksa.
Insya’allah apabila Hati ini bersih maka Hidayah akan masuk; bila Hidayah masuk
dan Nur Ilahi juga masuk ke hati. Maka terbukalah hati dan akan merasakan
bahagia, karena selama ini yang merasa sempit hidup di dunia ini adalah Hati
yang masih Kotor.
Ke- Dua adalah Dzikir Nafi Isbat,
yaitu Dzikir yang melafalkan LAILAHA ILLALLAH. Tidak ada Tuhan yang kuasa,
Tidak ada Tuhan yang memberi rejeki, Tidak ada Tuhan yang kuat kecuali Allah
SWT. Inilah yang dinamakan Dzikir Nafi Isbat didalam Thariqat Naqsyabandiyah.
Di ke dua Dzikir tersebut, banyak
sudah orang-orang yang telah di sampaikan oleh Allah SWT ke maqom ARIFIN.
Andaikata kita belum sampai, mudah-mudahan kita semua bisa berkumpul dihari
akhir nanti bersama-sama orang Arifin.
Seperti malam ini; kita berkumpul
memperingati Haul para guru-guru, Haul para Masyayikh Thariqat Naqsyabandiyah
dengan barokah para guru-guru, para masyayikh sehingga kita semua dijadikan
orang yang selamat di dunia dan di akhirat. Amin allahumma amin.
Ikihwan
akhawat yang saya muliakan. Gambaran Thariqat naqsyabandiyah yang kit ikuti;
tujuannya adalah supaya kita bisa berpegang teguh terhadap perintah Allah SWT
dan menjauhi larangannya. Terutama melaksanakan Sholat Lima Waktu. Dengan
barokahnya para guru-guru / para masyayikh; mudah-mudahan di akhir nanti, kita
bisa dikumpulkan bersama para Masyayikh dan Rasulullah SAW. Mudah-mudahan oleh
Allah SWT di Istijabahkan; yang susuah diberi kebahagiaan, yang miskin diberi
kemudahan, yang sakit diberi kesembuhan demikian juga yang punya Hajat bagus
mudah-mudahan cepat dikabulkan dan mudah-mudahan kita semua diberi keselamatan
di dunia maupun di akhirat. Amin allahumma amin.
---biberokatil Fatehah------
(m/k)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar